Prabowo Sahkan Perjanjian Dagang Uni Eropa: Apa Artinya bagi Indonesia?
trendingtopik.com - Presiden Prabowo Subianto menandai langkah penting dalam diplomasi ekonomi Indonesia dengan menyelesaikan kesepakatan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) dalam kunjungan kenegaraan ke Brussels, Belgia. Momen ini menandai berakhirnya negosiasi panjang selama lebih dari satu dekade dan membuka peluang baru bagi ekspor, investasi, dan kerja sama strategis lintas benua.
Sejarah Panjang dan Kompleksitas Perundingan
Kesepakatan perdagangan bebas Indonesia–European Union Comprehensive
Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) merupakan hasil dari perundingan yang
dimulai sejak tahun 2016. Sebelum itu, Indonesia dan Uni Eropa telah menjalin
hubungan dagang yang kuat di bawah kerangka ASEAN-EU, namun tanpa mekanisme
bilateral yang terstruktur.
Menurut dokumen resmi Komisi Eropa, perjanjian ini bertujuan untuk
menghapuskan hingga 95% tarif barang, memperkuat perlindungan hak kekayaan
intelektual, mempercepat proses investasi, serta menciptakan kerangka kerja
yang adil untuk perdagangan berkelanjutan.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan:
“This agreement marks a milestone in our partnership and opens a new era
of economic collaboration.” (Sumber: europa.eu)
Apa Isi Kesepakatan Perdagangan Ini?
Dokumen CEPA mencakup berbagai sektor utama:
· Penghapusan
Tarif: Hampir seluruh produk ekspor Indonesia seperti kelapa sawit,
tekstil, produk perikanan, hingga komponen otomotif akan bebas dari tarif masuk
di pasar Eropa.
· Sustainability
Chapter: Adanya klausul yang memastikan bahwa ekspansi ekonomi tetap
mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan hak buruh.
· Investasi
dan Perlindungan Investor: Memberi perlindungan hukum bagi investor
asing dan mendorong peningkatan arus modal langsung.
· Digital
Trade & E-commerce: Meningkatkan interoperabilitas sistem digital
lintas negara.
Dengan cakupan yang luas tersebut, Prabowo EU trade deal diharapkan
menjadi game changer bagi perekonomian Indonesia yang tengah bersiap masuk ke
babak baru globalisasi.
Pertemuan Tingkat Tinggi: Prabowo dan Raja Belgia
Di sela penandatanganan perjanjian, Presiden Prabowo juga melakukan
pertemuan bilateral dengan Raja Philippe dari Belgia. Pertemuan ini
menggarisbawahi pentingnya relasi diplomatik antara Indonesia dan negara-negara
Eropa Barat dalam mendorong kerja sama teknologi, pendidikan, serta energi
terbarukan.
Dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia, dijelaskan bahwa Belgia
memiliki peran penting sebagai pintu gerbang logistik Uni Eropa, khususnya
melalui pelabuhan Antwerpen dan Zeebrugge. Hal ini membuat Belgia menjadi mitra
strategis bagi ekspor barang Indonesia ke Eropa.
Dampak Ekonomi: Peluang dan Tantangan
Menurut analisis dari Center for Strategic and International Studies (CSIS),
implementasi penuh dari IEU-CEPA bisa meningkatkan PDB Indonesia sebesar 1%
hingga 1,5% dalam 5 tahun pertama. Hal ini terutama didorong oleh peningkatan
ekspor dan arus investasi asing langsung.
Dr. R. Firdaus Yulianto, dosen hubungan internasional Universitas Indonesia,
menjelaskan:
“Perjanjian ini adalah bagian dari positioning Indonesia sebagai middle
power yang mampu menyeimbangkan hubungan dagang antara Tiongkok, AS, dan Uni
Eropa. Ini langkah strategis.”
Namun, terdapat pula tantangan yang perlu diantisipasi:
· Standar
Tinggi Eropa: Produk Indonesia harus memenuhi standar lingkungan dan
sosial yang ketat.
· Persaingan
dalam sektor pertanian: Produk Eropa seperti keju, susu, dan gandum
bisa masuk ke pasar Indonesia dengan harga bersaing, menekan produsen lokal.
· Kesiapan
UMKM: Banyak pelaku UMKM belum siap menghadapi perubahan prosedural
dan administratif yang dibawa oleh perjanjian ini.
Reaksi Pelaku Usaha dan Pemerintah
Kementerian Perdagangan menyambut baik kesepakatan ini. Menteri Perdagangan
menilai bahwa sektor industri, seperti tekstil, furniture, dan alas kaki, akan
menjadi sektor unggulan dalam ekspor ke Eropa.
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengingatkan pentingnya
sosialisasi dan pelatihan bagi pelaku industri kecil agar mereka dapat
memanfaatkan peluang ini.
“Kesepakatan ini hanya akan efektif jika pelaku bisnis tahu bagaimana
memanfaatkannya,” ujar Shinta Kamdani, Wakil Ketua Umum Apindo.
Peran Strategis dalam Geopolitik Global
IEU-CEPA bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga strategi jangka
panjang dalam konstelasi geopolitik. Uni Eropa saat ini tengah mencari mitra
alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok, terutama untuk rantai
pasokan bahan baku strategis seperti nikel dan kobalt.
Indonesia sebagai penghasil nikel terbesar di dunia menjadi aset penting
dalam strategi ini.
“Eropa melihat Indonesia sebagai mitra kunci untuk green transition dan
electric vehicle supply chain,” kata Prof. Jacques Pelkmans dari Centre
for European Policy Studies.
Dengan latar belakang tersebut, Prabowo
EU trade deal juga mencerminkan pergeseran besar dalam cara negara
berkembang memosisikan diri dalam diplomasi ekonomi global.
Kesimpulan dari Pakar Ekonomi
Banyak pakar menyebut bahwa IEU-CEPA adalah salah satu kesepakatan dagang
paling penting sejak Indonesia menandatangani FTA dengan Jepang pada 2008.
Namun, mereka menekankan bahwa keberhasilan perjanjian ini tidak otomatis.
Butuh harmonisasi regulasi, penguatan kapasitas SDM, dan digitalisasi
birokrasi agar pelaku usaha benar-benar bisa merasakan manfaatnya.
Tidak ada komentar