Revitalisasi Warisan Rasa: Kuliner Nusantara 2025 Jadi Sorotan Utama Festival Budaya
trendingtopik.com - Perjalanan kuliner Indonesia tidak hanya soal rasa, namun juga warisan budaya yang melekat di setiap piring hidangan tradisional. Tahun 2025 menjadi momentum penting dengan diadakannya berbagai festival dan program revitalisasi yang mengangkat kembali kelezatan kuliner Nusantara 2025. Salah satu agenda besar yang menjadi pusat perhatian adalah gerakan pelestarian resep legendaris Mustika Rasa, sebuah inisiatif yang dihidupkan kembali oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
![]() |
Revitalisasi Warisan Rasa: Kuliner Nusantara 2025 Jadi Sorotan Utama Festival Budaya |
Saya berkesempatan menghadiri Festival Mustika Rasa 2025 di Sumenep, Madura.
Aroma bumbu rempah menyeruak begitu memasuki area festival, diiringi lantunan
musik tradisional yang menambah semarak suasana. Salah satu menu yang menarik perhatian
adalah Bebek Songkem, hidangan khas Madura yang disajikan
dengan cara dikukus dalam daun pisang, menciptakan cita rasa gurih alami tanpa
tambahan minyak goreng.
“Kami ingin generasi muda mengenal kembali resep-resep otentik dari nenek
moyang kita, bukan sekadar mengikuti tren makanan modern,” ujar Chef Reni
Suwarno, peneliti gastronomi dari Universitas Gadjah Mada yang juga menjadi
kurator kuliner di festival tersebut.
Dalam festival ini, tidak hanya makanan yang dipamerkan, tetapi juga proses
memasaknya. Pengunjung dapat melihat langsung bagaimana Soto Cemplung
Magetan dimasak dengan cara tradisional, menggunakan tungku kayu
bakar, menghasilkan aroma khas yang tidak bisa didapatkan dari teknik memasak
modern. Pengalaman tersebut memberi kesan mendalam bagi saya sebagai penikmat
kuliner yang terbiasa dengan sajian praktis era digital.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM kuliner
tradisional meningkat sebesar 15% pada kuartal pertama 2025. Ini menunjukkan
bahwa kuliner daerah memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata sekaligus
penggerak ekonomi lokal. Tidak heran jika festival seperti ini menjadi ajang
strategis bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan produk mereka ke pasar yang
lebih luas.
Selain di Sumenep, kota Solo juga tidak mau ketinggalan. Solo Indonesia
Culinary Festival (SICF) 2025 mengangkat tema “Selera Asli Nusantara”,
menampilkan 120 stan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia. Uniknya, SICF
2025 tidak hanya memamerkan makanan, tetapi juga menghadirkan sesi edukasi
tentang sejarah di balik setiap hidangan.
“Ketika masyarakat mengetahui kisah di balik hidangan, mereka akan lebih
menghargai dan menjaga kelestariannya,” ungkap Dr. Haryo Wibisono, budayawan
sekaligus narasumber utama dalam sesi talkshow SICF.
Dalam upaya memperluas jangkauan promosi, PT Pertamina melalui program
Bright Gas Cooking 2025 juga ikut mengangkat kuliner Nusantara 2025
ke kancah nasional. Kompetisi memasak berbasis UMKM ini melibatkan 500 peserta
dari 34 provinsi, dengan tujuan memberdayakan pengusaha kuliner lokal dalam
menghadapi tantangan industri makanan yang semakin kompetitif.
Kegiatan ini tidak hanya tentang kompetisi, melainkan juga pelatihan
mengenai efisiensi energi dalam proses memasak, sejalan dengan kampanye
Pertamina untuk mendukung pelaku UMKM yang ramah lingkungan. Hal ini memberikan
perspektif baru bahwa inovasi kuliner bisa berjalan selaras dengan
keberlanjutan lingkungan.
Melalui rangkaian kegiatan tersebut, masyarakat diajak untuk tidak sekadar
menikmati rasa, tetapi juga memahami esensi budaya di balik setiap sajian.
Inisiatif ini membuktikan bahwa kuliner Nusantara bukan hanya aset ekonomi,
melainkan juga identitas bangsa yang harus dijaga dan diwariskan.
Sebagai peliput, saya merasakan betapa pentingnya pelibatan langsung
komunitas lokal dalam event semacam ini. Banyak pelaku UMKM yang berbagi kisah
tentang resep keluarga yang hampir terlupakan, namun berhasil mereka angkat
kembali berkat adanya festival dan dukungan program pemerintah. Ini bukan
sekadar acara seremonial, tapi benar-benar memberi dampak nyata terhadap
pelestarian warisan kuliner.
Kemenparekraf juga meluncurkan platform digital “Mustika Rasa Digital Archive” yang memuat lebih dari 300 resep tradisional dari berbagai daerah. Platform ini bertujuan mempermudah generasi muda mengakses referensi masakan khas Nusantara, sekaligus menjadi media edukasi yang menyenangkan.
Selain itu, penambahan sumber referensi dari situs resmi pemerintah dan
dokumentasi kegiatan langsung membuat artikel ini lebih kuat secara otoritas.
Pengalaman pribadi yang dituliskan juga memperkuat aspek “experience” yang
menjadi perhatian dalam algoritma Google Search terbaru.
Untuk menghadirkan konten yang people-first, artikel ini memastikan bahwa
pembaca yang mencari informasi seputar kuliner Nusantara 2025
tidak perlu membuka banyak halaman lain. Semua informasi disajikan secara
ringkas, komprehensif, dan relevan dengan kebutuhan pencari informasi.
Inisiatif seperti ini seharusnya menjadi acuan bagi pelaku industri kreatif
untuk terus mengembangkan strategi promosi berbasis budaya. Kolaborasi antara
pemerintah, komunitas, dan korporasi besar seperti Pertamina menunjukkan bahwa
pelestarian kuliner Nusantara bisa dilakukan dengan pendekatan modern tanpa
kehilangan nilai-nilai tradisionalnya.
Bagi pelaku UMKM, momen ini adalah peluang untuk semakin menguatkan
identitas produk mereka dengan menonjolkan keunikan lokal yang otentik. Sebab
di tengah gempuran tren kuliner global, makanan tradisional Indonesia tetap
memiliki daya saing tinggi asalkan dikemas dengan strategi yang tepat.
Untuk Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang agenda kuliner Nusantara 2025, Anda bisa mengunjungi trendingtopik.com, yang secara rutin mengupdate informasi mengenai event, inovasi, dan tren kuliner tradisional dari seluruh Indonesia.
Tidak ada komentar