Breaking News

Teknologi Pertanian INAGRITECH 2025: Drone, IoT, dan Mesin Otomatis yang Mengubah Wajah Pertanian Indonesia

trendingtopik.comINAGRITECH 2025 kembali digelar dengan semangat membawa inovasi yang dapat merevolusi cara bertani di Indonesia. Dengan fokus pada penerapan teknologi modern yang praktis dan terjangkau, pameran tahun ini memperkenalkan beragam solusi berbasis otomatisasi, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang ditujukan langsung untuk menjawab tantangan produktivitas dan efisiensi di sektor pertanian.


Sebagai salah satu event terbesar di Asia Tenggara, teknologi pertanian INAGRI TECH (INAGRI TECH) menjadi perhatian khusus, tidak hanya bagi pelaku industri besar, tapi juga petani kecil dan menengah yang ingin meningkatkan hasil panen dengan teknologi yang aplikatif.

Drone Penyemprot AGROSPRAY-X5: Hemat Waktu, Hemat Biaya

Salah satu inovasi utama yang dipamerkan adalah AGROSPRAY-X5, drone penyemprot otomatis yang dirancang untuk mempermudah proses distribusi pestisida dan pupuk cair. Dengan kapasitas tangki 20 liter dan teknologi AI Flight Path Optimization, drone ini mampu memetakan lahan secara otomatis dan melakukan penyemprotan presisi di area yang membutuhkan.

Sensor LIDAR dan ultrasonik yang terpasang memastikan drone menjaga ketinggian konstan di atas tanaman, menghasilkan semprotan yang merata tanpa membuang bahan kimia secara berlebihan. Dalam uji coba di lahan demonstrasi INAGRITECH, drone ini mampu menyelesaikan penyemprotan lahan seluas 1 hektar hanya dalam waktu 20 menit, dibandingkan metode manual yang memerlukan waktu hingga 6 jam.

Tak hanya menghemat waktu, AGROSPRAY-X5 juga membantu petani menekan biaya operasional dengan penghematan bahan kimia hingga 25%, sekaligus meningkatkan hasil panen hingga 15% berkat distribusi nutrisi yang lebih merata.

Smart Sensor IoT untuk Pemantauan Lahan Real-Time

Selain drone, teknologi berbasis Internet of Things (IoT) menjadi sorotan utama. Perangkat sensor tanah dan kelembaban yang terhubung dengan aplikasi mobile memungkinkan petani memantau kondisi lahan secara real-time. Sensor ini mengukur parameter penting seperti kadar air tanah, suhu, pH, hingga kandungan nitrogen.

Sistem ini memberikan notifikasi otomatis ke ponsel petani saat tanaman membutuhkan penyiraman atau pemupukan, sehingga mengurangi risiko overwatering atau kekurangan nutrisi yang selama ini menjadi kendala di lapangan. Dengan data yang akurat, petani bisa mengambil keputusan berbasis fakta, bukan hanya berdasarkan pengalaman atau insting.

Dalam sesi diskusi panel, Dr. Andri Prima Nugroho dari Smart Agriculture Research Center UGM menegaskan, “Teknologi IoT memungkinkan transisi dari pertanian berbasis prakiraan ke pertanian berbasis data. Ini langkah penting menuju efisiensi produksi pangan nasional.”

Mesin Penanam Padi Otomatis: Solusi Modernisasi untuk Skala Kecil

Tidak kalah penting adalah kehadiran mesin penanam padi otomatis yang dirancang khusus untuk kebutuhan petani skala kecil hingga menengah. Berbeda dengan transplanter konvensional yang berukuran besar dan mahal, mesin ini memiliki desain modular yang dapat disesuaikan dengan lebar petak sawah tradisional di Indonesia.

Dengan kecepatan kerja mencapai 0,5 hektar per jam dan kemampuan penanaman seragam, mesin ini tidak hanya mengurangi beban tenaga kerja manual tetapi juga meningkatkan keseragaman pertumbuhan tanaman, yang berdampak langsung pada kualitas hasil panen.

Pak Rudi, seorang petani asal Subang yang diundang sebagai demonstrator, menyebut bahwa mesin ini mengurangi biaya tanam hingga 40%. “Dulu saya butuh lima orang untuk menanam padi di sawah saya. Sekarang cukup satu orang operator saja,” ujarnya.

Sistem Irigasi Otomatis Berbasis Solar Pump

Tantangan terbesar dalam pertanian lahan kering di Indonesia adalah ketersediaan air yang tidak menentu. Untuk menjawab hal ini, INAGRITECH menghadirkan solusi irigasi otomatis berbasis solar pump. Sistem ini menggunakan tenaga surya untuk menggerakkan pompa air dari sumber terdekat ke area pertanian, dilengkapi dengan kontrol otomatis yang menyesuaikan volume air berdasarkan data dari sensor kelembaban tanah.

Dengan teknologi ini, petani di daerah terpencil yang tidak memiliki akses listrik pun bisa menikmati sistem irigasi modern yang efisien dan ramah lingkungan. Investasi awal memang dibutuhkan, namun biaya operasionalnya nyaris nol karena sepenuhnya memanfaatkan energi matahari.

Integrasi Teknologi Pertanian INAGRI TECH untuk Petani Milenial

Seluruh inovasi yang ditampilkan dalam pameran teknologi pertanian INAGRI TECH (INAGRI TECH) tidak hanya ditujukan untuk perusahaan agribisnis besar, melainkan juga difokuskan pada pemberdayaan petani milenial. Dengan desain produk yang user-friendly dan berbasis aplikasi mobile, generasi muda yang melek teknologi diharapkan bisa menjadi pionir dalam adopsi pertanian digital di Indonesia.

Direktur INAGRITECH 2025, Bapak Dimas Surya, menegaskan, “Kami ingin mematahkan stigma bahwa teknologi pertanian itu mahal dan hanya untuk korporasi besar. Justru dengan teknologi yang tepat guna, petani kecil bisa lebih produktif dan kompetitif.”

Panduan Akses Teknologi: Dimana Petani Bisa Mendapatkan?

Untuk mendukung adopsi luas, pihak penyelenggara menyediakan booth konsultasi dan demo produk secara langsung. Petani yang tertarik dapat mengajukan skema pembiayaan melalui mitra perbankan atau koperasi yang telah bekerja sama dengan INAGRITECH.

Selain itu, beberapa teknologi seperti sensor IoT dan drone penyemprot juga tersedia dalam model sewa atau kemitraan, sehingga petani tidak perlu membeli langsung dengan harga penuh. Platform digital INAGRITECH juga menyediakan katalog produk lengkap serta kontak distributor resmi untuk seluruh wilayah Indonesia.



Tidak ada komentar