Breaking News

Komitmen ESG Pertamina: Strategi Nyata Menuju Bisnis Berkelanjutan di Indonesia

trendingtopik.com - Dalam beberapa tahun terakhir, isu Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi salah satu prioritas utama dalam transformasi bisnis Pertamina. Sebagai BUMN energi terbesar di Indonesia, ESG Pertamina bukan hanya sekadar jargon, melainkan strategi nyata yang terimplementasi dalam operasional di berbagai lini bisnis, mulai dari hulu, hilir, hingga energi terbarukan.

Komitmen ESG Pertamina: Strategi Nyata Menuju Bisnis Berkelanjutan di Indonesia
Komitmen ESG Pertamina: Strategi Nyata Menuju Bisnis Berkelanjutan di Indonesia

ESG Rating Pertamina: Bukti Komitmen Global

Pertamina secara aktif mengikuti penilaian ESG yang dilakukan oleh lembaga internasional seperti Sustainalytics dan MSCI ESG Research. Pada tahun 2025, beberapa sub-holding Pertamina berhasil meraih pencapaian penting di ranah ESG global. Pertamina Hulu Energi (PHE), misalnya, memperoleh ESG Risk Rating sebesar 21,5 (kategori Moderate Risk) dari Sustainalytics, sementara Pertamina Patra Niaga mencatatkan rating BBB dari MSCI ESG Research.

Sementara itu, Pertamina Geothermal Energy (PGE) mencapai hasil yang sangat membanggakan dengan ESG Risk Rating 7,1 (Negligible Risk), yang menempatkannya sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia dalam Top 50 ESG Global versi Sustainalytics 2025. Capaian ini tidak hanya mencerminkan kinerja keuangan yang sehat, tetapi juga menunjukkan tata kelola perusahaan yang kuat, keberlanjutan lingkungan, dan komitmen sosial yang nyata.

ESG Rating ini menjadi indikator penting yang menunjukkan bagaimana Pertamina menavigasi tantangan lingkungan global, meningkatkan efisiensi, serta memitigasi risiko sosial dan tata kelola (Governance) dengan pendekatan strategis yang terukur.

Green Energy Station: Inovasi ESG di Sektor Hilir

Salah satu implementasi konkret ESG Pertamina di sektor hilir adalah pengembangan Green Energy Station (GES), sebuah konsep SPBU masa depan yang ramah lingkungan. Program ini memadukan penggunaan panel surya (solar panel) untuk operasional SPBU, fasilitas pengisian kendaraan listrik (EV Charging Station), serta sistem pengolahan air limbah (wastewater treatment) agar lebih efisien dan ramah lingkungan.

Hingga pertengahan 2025, Pertamina telah membangun lebih dari 250 SPBU Green Energy Station yang tersebar di wilayah urban seperti Jakarta, Surabaya, dan Denpasar. Targetnya, hingga 2027 akan ada 500 SPBU GES yang aktif beroperasi di seluruh Indonesia. Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030.

Selain itu, Pertamina juga mengembangkan produk bahan bakar ramah lingkungan seperti Pertamax Green 95 dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang mendukung transisi energi bersih di sektor transportasi darat dan udara. Produk-produk ini merupakan hasil kolaborasi riset dan pengembangan internal Pertamina dengan mitra strategis global.

ESG di Energi Terbarukan: Proyek Geothermal Lumut Balai

Di sektor energi terbarukan, ESG Pertamina diwujudkan melalui pengembangan proyek geothermal yang berfokus pada efisiensi energi bersih dan pemberdayaan masyarakat lokal. Proyek Geothermal Lumut Balai di Sumatera Selatan menjadi salah satu contoh sukses implementasi ESG di lapangan.

Dengan kapasitas produksi mencapai 110 MW, proyek ini mampu mengurangi emisi karbon hingga 1,2 juta ton CO2 per tahun. Tak hanya itu, melalui program CSR berbasis komunitas, PGE memberdayakan masyarakat sekitar melalui pelatihan dan pendampingan UMKM berbasis energi terbarukan. Program ini meliputi pelatihan pembuatan produk berbasis bahan alami, pemanfaatan limbah organik, serta edukasi pengelolaan energi terbarukan.

Pendekatan inklusif ini sejalan dengan pilar “Social” dalam ESG, di mana Pertamina berkomitmen untuk memastikan manfaat ekonomi dan sosial dari proyek-proyek energi terbarukan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat lokal.

Tata Kelola ESG: Struktur, Audit, dan Transparansi

Keberhasilan Pertamina dalam meraih pencapaian ESG tidak lepas dari struktur tata kelola yang terintegrasi dan transparan. Pertamina membentuk Sustainability Committee yang berada di bawah supervisi Direksi, bertugas memantau dan mengevaluasi kinerja ESG secara menyeluruh. Selain itu, setiap sub-holding Pertamina memiliki unit kerja khusus yang berfokus pada penerapan kebijakan ESG di masing-masing lini bisnisnya.

Proses audit ESG dilakukan secara periodik, baik melalui Internal Audit ESG Framework maupun melalui audit eksternal oleh lembaga independen. Laporan hasil audit ini dipublikasikan dalam Sustainability Report Pertamina yang dapat diakses secara publik. Melalui transparansi ini, Pertamina memastikan akuntabilitas dan kredibilitas perusahaan dalam penerapan prinsip ESG yang berstandar global.

Untuk memperkuat aspek governance, Pertamina juga mengimplementasikan berbagai kebijakan terkait Hak Asasi Manusia (HAM), Respectful Workplace Policy, serta kebijakan anti-korupsi dan anti-suap yang diterapkan secara ketat di seluruh rantai operasional bisnis.

ESG sebagai Pilar Strategis Pertumbuhan Bisnis Pertamina

Implementasi ESG bukan hanya menjadi kewajiban regulasi global, tetapi juga telah menjadi bagian integral dari strategi pertumbuhan jangka panjang Pertamina. Melalui prinsip Triple Bottom Line (People, Planet, Profit), Pertamina memastikan bahwa setiap lini bisnisnya berjalan selaras dengan visi keberlanjutan lingkungan dan sosial.

Ke depan, Pertamina akan terus memperluas investasi di sektor energi bersih, termasuk pengembangan Bioenergy, Hydrogen, dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung transisi menuju net zero emission pada tahun 2060, sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi dan sosial bagi masyarakat Indonesia.

Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina memahami bahwa keberlanjutan bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis untuk memastikan daya saing global dan menciptakan dampak positif bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, komitmen ESG Pertamina akan terus ditingkatkan melalui inovasi, kolaborasi, dan implementasi nyata di seluruh ekosistem bisnisnya.


Tidak ada komentar