Breaking News

Kebakaran KM Barcelona 5 di Manado: 3 Tewas, 500 Lebih Dievakuasi

Kronologi Terbakarnya Kapal KM Barcelona 5

trendingtopik.comKejadian tragis terjadi di perairan Pulau Tagulandang, Sulawesi Utara, ketika sebuah kapal penumpang KM Barcelona 5 terbakar hebat saat dalam perjalanan menuju Manado. Peristiwa ini terjadi pada Minggu pagi, 21 Juli 2025, dan langsung menarik perhatian nasional karena jumlah penumpang yang mencapai ratusan orang.


Menurut informasi dari Badan SAR Nasional (BASARNAS), api mulai terlihat sekitar pukul 10.00 WITA dari bagian belakang kapal. Beberapa menit kemudian, asap tebal menyelimuti bagian dalam kabin, membuat kepanikan di kalangan penumpang. Kapal tersebut mengangkut lebih dari 500 orang, termasuk anak-anak, lansia, dan awak kapal.

Upaya Penyelamatan dan Evakuasi Besar-besaran

Tim gabungan yang terdiri dari BASARNAS, TNI AL, Polairud, dan relawan lokal segera bergerak melakukan evakuasi. Banyak penumpang yang terpaksa melompat ke laut tanpa pelampung karena keterbatasan alat keselamatan di atas kapal.

"Saya mendengar ledakan keras dari bagian belakang kapal, lalu asap langsung memenuhi kabin. Banyak penumpang berteriak, sebagian melompat ke laut," ujar Rina (27), penumpang selamat asal Gorontalo yang saat ini masih dirawat di Puskesmas Tagulandang.

Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa lebih dari 500 penumpang berhasil dievakuasi hidup-hidup, namun tiga orang dinyatakan meninggal dunia akibat luka bakar serius dan gagal evakuasi cepat. Sejumlah lainnya mengalami luka ringan hingga sedang, seperti luka bakar dan sesak napas akibat menghirup asap.

Helikopter SAR turut dikerahkan untuk menjangkau area perairan yang sulit dijangkau oleh kapal cepat. Operasi penyelamatan berlangsung lebih dari lima jam, dan berhasil menyelamatkan sebagian besar penumpang dengan koordinasi cepat antar instansi.

Profil Kapal KM Barcelona 5

KM Barcelona 5 adalah kapal penumpang yang melayani rute antar pulau di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku. Kapal ini memiliki kapasitas sekitar 450–500 penumpang dan telah beroperasi lebih dari 10 tahun.

Namun, berdasarkan keterangan awal dari Dinas Perhubungan, kapal ini diketahui belum melakukan pembaruan Sertifikat Kelaikan Berlayar sejak Maret 2025. Dugaan awal mengarah pada korsleting listrik di ruang mesin, namun penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Kejadian ini menambah daftar panjang kecelakaan laut di Indonesia yang disebabkan oleh faktor teknis dan kelalaian prosedur keselamatan.

Pemerintah dan KNKT Lakukan Investigasi

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menggelar konferensi pers bersama instansi terkait untuk menjelaskan langkah-langkah investigasi yang sedang berlangsung. Kepala KNKT menyatakan bahwa timnya sudah mengamankan kotak data navigasi dan log buku mesin kapal untuk diteliti lebih lanjut.

"Kami akan fokus pada tiga hal utama: penyebab teknis kebakaran, standar keselamatan awak kapal, dan kesiapan alat evakuasi," kata Marthen Kalengkongan, investigator utama KNKT.

Kementerian Perhubungan juga memerintahkan penghentian sementara seluruh operasi kapal yang berafiliasi dengan operator KM Barcelona 5 hingga audit menyeluruh dilakukan.

Sementara itu, keluarga korban yang meninggal mendapat pendampingan dan kompensasi awal dari pihak pengelola kapal dan asuransi pelayaran.

Konteks: Kecelakaan Serupa di Perairan Indonesia

Indonesia memiliki sejarah panjang terkait kecelakaan laut, terutama di wilayah timur yang memiliki banyak jalur penyeberangan antarpulau. Pada tahun 2018, KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba dengan korban ratusan jiwa. Insiden seperti ini menyoroti kelemahan sistem transportasi laut yang belum sepenuhnya memenuhi standar internasional.

Pengamat transportasi, Ahmad Kurnia, menilai bahwa “kasus seperti ferry fire Manado bukan hanya soal teknis, tapi juga sistem pengawasan yang lemah terhadap kapal-kapal penumpang di wilayah perairan terpencil.”

Untuk melihat liputan lengkap dan kronologi lainnya, pembaca dapat mengikuti update di halaman ferry fire Manado yang menyajikan pembaruan investigasi, daftar korban, serta tanggapan otoritas.

Respon Masyarakat dan Relawan Lokal

Solidaritas warga Tagulandang dan nelayan setempat memainkan peran penting dalam proses penyelamatan awal. Mereka menggunakan perahu kecil untuk mengevakuasi penumpang yang terombang-ambing di laut sebelum tim SAR datang.

Salah satu nelayan, Bapak Arifin (50), menceritakan bahwa ia melihat asap dari kejauhan dan segera menuju lokasi dengan kapal kayu kecil miliknya.

“Saya cuma mikir selamatkan dulu siapa saja yang bisa ditarik naik kapal. Banyak anak kecil yang hampir tenggelam,” ujarnya dengan suara bergetar.

Warga juga ikut membantu dengan menyiapkan makanan, selimut, dan ruang istirahat darurat bagi korban selamat.

Isu Kesiapan Alat Keselamatan di Kapal

Insiden ini kembali menyoroti kelengkapan dan kesiapan alat keselamatan di kapal penumpang. Berdasarkan pengakuan beberapa penyintas, banyak pelampung yang sulit ditemukan atau dalam kondisi tidak layak pakai.

“Saya sempat cari pelampung tapi tidak ketemu, akhirnya lompat ke laut dengan botol kosong diikat di pinggang,” ujar Dedi, penumpang asal Bitung.

Dinas Perhubungan menyatakan akan memperketat pengawasan terhadap pelabuhan kecil dan memastikan bahwa semua kapal memiliki peralatan keselamatan sesuai regulasi. Dalam waktu dekat, audit menyeluruh akan dilakukan terhadap seluruh kapal rute antarpulau di wilayah Sulawesi.


Tidak ada komentar