Kuliner Cirebon Viral yang Wajib Dicoba: Cerita di Balik Rasa Legendarisnya
trendingtopik.com - Kota Cirebon bukan hanya dikenal sebagai kota udang, tapi juga surga kuliner yang tak pernah gagal memikat lidah para penikmat makanan tradisional. Di tengah derasnya tren media sosial, ada beberapa kuliner Cirebon viral yang menjadi perbincangan hangat, bukan hanya karena tampilannya yang menggoda, tapi juga cerita di balik resep yang melegenda.
Saya sempat mengunjungi beberapa tempat makan ikonik di Cirebon dan
berbincang langsung dengan para pemiliknya. Inilah pengalaman yang bisa saya
bagikan kepada Anda, bukan sekedar daftar nama kuliner, tetapi kisah rasa yang
tak tergantikan.
1. Empal Gentong Mang Darma — Resep Tradisi Sejak Tahun 1960-an
Di tengah padatnya arus kendaraan di Jalan Slamet Riyadi, Warung Empal
Gentong Mang Darma berdiri dengan nuansa sederhana. Jangan tertipu
oleh tampilannya yang bersahaja, karena warung ini menyimpan rahasia rasa yang
diwariskan lintas generasi.
Saya sempat berbincang dengan Pak Saepudin, anak dari almarhum Mang Darma
yang kini meneruskan usaha keluarga ini.
“Bapak dulu jualannya keliling pakai pikulan. Dari awal, resep bumbunya
nggak pernah kami ubah, termasuk cara masaknya yang masih pakai kayu bakar. Itu
yang bikin rasa kuah empalnya beda,” ujar Pak Saepudin.
Proses memasak dengan gentong tanah liat dan kayu bakar ini memberikan aroma
asap alami yang meresap ke dalam daging sapi. Ketika saya mencicipi semangkuk
empal gentong, dagingnya begitu empuk dan kuah santannya kaya rasa rempah. Di
sela-sela gigitan, saya merasakan sensasi rasa 'asap' yang tidak bisa ditemukan
di warung lain.
Harga seporsi empal gentong di sini sekitar Rp30.000, cukup terjangkau
mengingat porsinya yang besar dan kaya rasa.
2. Tahu Gejrot Pak Apud — Gurih Pedasnya Bikin Ketagihan
Tidak lengkap berburu kuliner Cirebon viral tanpa mencicipi
Tahu Gejrot Pak Apud yang viral di TikTok karena cara
penyajian uniknya. Lokasinya ada di kawasan Kanoman, tepat di depan Pasar
Kanoman.
Saya melihat langsung bagaimana Pak Apud menyajikan tahu gejrot menggunakan
cobek batu kecil, dengan bumbu ulek yang dibuat dadakan. Proses pengulekan
sambal bawang, gula merah, dan cuka aren ini menjadi tontonan yang selalu
memancing kerumunan pengunjung.
“Kunci tahu gejrot itu di cuka aren sama bawangnya. Harus pakai bawang asli
Brebes, nggak bisa diganti-ganti,” ungkap Pak Apud saat saya tanya soal resep
rahasianya.
Setelah mencicipi, kombinasi rasa manis, asam, dan pedasnya langsung meledak
di mulut. Tidak heran jika banyak wisatawan yang sengaja antre untuk mencoba
seporsi tahu gejrot seharga Rp10.000 ini.
3. Nasi Jamblang Ibu Nur — Tradisi Makan dengan Daun Jati
Bergeser ke Jalan Cangkring II, saya mendatangi warung Nasi Jamblang
Ibu Nur, salah satu ikon kuliner Cirebon yang legendaris. Yang membuat
unik, nasi dan lauk di sini disajikan di atas daun jati yang memberikan aroma khas.
Saat saya datang pagi-pagi, antrian pengunjung sudah mengular. Saya
beruntung bisa berbicara langsung dengan Bu Nur, generasi ketiga penerus warung
ini.
“Nasi jamblang ini dulu makanannya kuli pelabuhan. Karena makannya di bawah
pohon jamblang, makanya namanya jadi Nasi Jamblang,” jelas Bu Nur.
Pilihan lauknya beragam, mulai dari sambal goreng udang, sate kentang,
perkedel, sampai paru goreng garing. Saya memilih sambal cumi hitam yang konon
menjadi favorit pelanggan. Rasanya? Gurih dan pedasnya pas, dengan tekstur cumi
yang empuk.
Harga seporsi nasi jamblang di sini mulai dari Rp15.000, tergantung lauk
yang Anda pilih.
4. Docang Pak Kumis — Kuliner Sarapan Khas Cirebon yang Mulai Langka
Salah satu kuliner tradisional Cirebon yang mulai jarang ditemukan adalah Docang.
Beruntung saya masih menemukan warung Docang Pak Kumis yang
terletak di Jalan Tentara Pelajar.
Docang merupakan hidangan berisi lontong, daun singkong, tauge, dan kerupuk,
disiram kuah oncom yang gurih. Pak Kumis, pemilik warung, bercerita bahwa
docang adalah menu sarapan favorit masyarakat Cirebon di era 80-an.
“Sekarang sudah nggak banyak yang jual docang, padahal ini makanan khas
Cirebon yang legendaris. Kami masih pakai oncom buatan sendiri,” ujar Pak
Kumis.
Kuah oncom-nya terasa ringan namun kaya rasa, sangat cocok sebagai menu
sarapan. Harganya pun ramah di kantong, hanya Rp8.000 per porsi.
5. Mi Koclok Mas Edi — Kuah Kental Gurih yang Melegenda
Di Jalan Pekalipan, saya menemukan warung Mi Koclok Mas Edi
yang ramai dikunjungi wisatawan. Mi koclok merupakan sajian mi basah dengan
kuah kental santan yang diisi suwiran ayam, kol, taoge, dan telur rebus.
Saya sempat melihat langsung proses pembuatan kuah kentalnya yang dimasak
dalam wajan besar.
“Kuah koclok ini harus dimasak pelan-pelan supaya santannya nggak pecah.
Bumbunya cuma bawang putih, lada, dan kaldu ayam asli,” jelas Mas Edi yang
sudah meneruskan usaha keluarganya selama 15 tahun.
Ketika saya mencicipi, kuah kentalnya terasa gurih dan creamy, namun tidak
enek. Suwiran ayamnya melimpah, dan tekstur mi-nya kenyal. Seporsi mi koclok di
sini dibanderol Rp20.000.
6. Bubur Sop Ayam Warung Mang Kardi — Perpaduan Unik Bubur dan Kuah Sop
Kuliner unik lain yang mulai viral adalah Bubur Sop Ayam Mang Kardi
di kawasan Plered. Menu ini merupakan perpaduan bubur ayam yang disiram kuah
sop bening berisi wortel, kentang, dan potongan ayam kampung.
Mang Kardi, sang pemilik, bercerita bahwa resep ini awalnya eksperimen
pribadi yang kemudian disukai pelanggan.
“Awalnya saya coba-coba buat bubur dicampur kuah sop, ternyata banyak yang
suka karena rasanya lebih ringan dan segar,” kata Mang Kardi.
Dengan harga Rp18.000, seporsi bubur sop ini cukup mengenyangkan dan
menawarkan rasa yang tidak biasa.
7. Es Kopyor Gula Batu Cirebon — Segarnya Tak Tergantikan
Sebagai penutup kuliner, saya mencoba Es Kopyor Gula Batu yang
banyak dijual di sekitar alun-alun Cirebon. Minuman ini menggunakan daging
kelapa kopyor asli yang disajikan dengan es serut dan sirup gula batu yang
khas.
Menurut Ibu Sumarni, salah satu pedagang yang saya temui, sirup gula batu
yang digunakan masih dibuat secara tradisional.
“Gula batunya direbus sampai larut dan dicampur daun pandan. Itu yang bikin
harum dan beda sama sirup biasa,” jelasnya.
Kesegaran es kopyor ini benar-benar menyegarkan setelah berkeliling mencicipi berbagai makanan berat. Harga segelas es kopyor ini hanya Rp12.000.
Tidak ada komentar