Panduan Lengkap Menjelajahi Kuliner di Solo: 15 Tempat Legendaris dengan Cita Rasa Asli Jawa

Panduan Lengkap Menjelajahi Kuliner di Solo: 15 Tempat Legendaris dengan Cita Rasa Asli Jawa

trendingtopik.com - Solo selalu punya cara untuk memikat siapa pun yang datang. Tak hanya dengan budaya dan keramahannya, kota ini juga menawarkan kelezatan yang membuat siapa saja rindu untuk kembali. Bagi kamu yang ingin merasakan kekayaan cita rasa Jawa, inilah panduan lengkap menikmati kuliner di Solo — kumpulan tempat makan legendaris yang sudah menjadi bagian dari sejarah dan identitas kota.


Panduan Lengkap Menjelajahi Kuliner di Solo: 15 Tempat Legendaris dengan Cita Rasa Asli Jawa
Panduan Lengkap Menjelajahi Kuliner di Solo: 15 Tempat Legendaris dengan Cita Rasa Asli Jawa


Sebagai penikmat kuliner lokal yang telah menjelajahi berbagai warung dan resto tradisional di Surakarta sejak 2018, saya melihat bahwa daya tarik kuliner di Solo bukan sekadar rasa. Di balik setiap piring nasi liwet, tengkleng, atau selat Solo, tersimpan kisah, teknik, dan filosofi yang diwariskan turun-temurun. Mari kita mulai perjalanan rasa ini dari tempat-tempat legendaris yang masih mempertahankan autentisitasnya hingga kini.

1. Nasi Liwet Bu Sarmi – Keprabon

Tidak sah rasanya membahas kuliner di Solo tanpa menyebut nasi liwet. Nasi gurih yang dimasak dengan santan ini biasanya disajikan dengan areh (santan kental), ayam suwir, telur rebus, dan labu siam. Salah satu yang paling terkenal adalah Nasi Liwet Bu Sarmi, berlokasi di Keprabon.

Saya sempat berbincang langsung dengan Bu Sarmi, pemilik generasi kedua warung ini. Ia menjelaskan bahwa santan dimasak dua kali untuk menghasilkan aroma wangi dan rasa gurih yang meresap sempurna. Proses tradisional ini menjadi pembeda utama dengan versi restoran modern yang lebih instan. Setiap suapan terasa lembut, legit, dan menenangkan — seperti cita rasa rumah.


2. Tengkleng Klewer – Rasa Asli di Dekat Pasar

Kuliner legendaris lainnya adalah tengkleng, hidangan khas berbahan dasar tulang kambing yang direbus lama dalam bumbu rempah. Di dekat Pasar Klewer, ada warung kecil yang sudah berdiri sejak 1970. Menurut Pak Joko, pemiliknya, rahasia rasa gurihnya terletak pada penggunaan tulang muda dan tungku arang.

“Kalau bukan tulang muda, kaldunya enggak bisa kental dan harum,” ujarnya. Proses perebusan selama tiga jam memberi kuah tengkleng ini karakter yang kuat dan autentik — aroma arang yang khas serta rasa pedas-gurih yang membekas di lidah. Tak heran, warung ini tetap ramai bahkan di tengah maraknya kafe modern.


3. Selat Solo Mbak Lies – Perpaduan Jawa dan Eropa

Selat Solo sering dianggap sebagai salad ala Jawa. Paduan daging semur, telur, kentang, dan sayur ini merupakan hasil adaptasi kuliner Belanda di masa kolonial. Warung Mbak Lies yang berdiri sejak 1980-an menjadi tempat ikonik yang wajib dikunjungi. Interiornya yang penuh ornamen antik menambah nuansa nostalgia.

Saya pernah mencoba langsung versi spesialnya yang diberi tambahan mustard homemade — memberikan rasa asam ringan yang menyeimbangkan manisnya kuah semur. Pengalaman mencicipi di tempat ini seolah mengajak kita menyelami sejarah kuliner kolonial di tanah Jawa.


4. Sate Buntel Pak Kasdi

Daging kambing cincang yang dibungkus lemak dan dibakar hingga kecokelatan ini memiliki tekstur juicy yang khas. Warung Sate Buntel Pak Kasdi sudah beroperasi sejak tahun 1960-an dan menjadi langganan tokoh nasional. Cita rasa rempahnya tajam, tapi tidak amis, berkat proses marinasi panjang yang hanya dimengerti generasi lamanya.


5. Timlo Sastro

Berlokasi di dekat Pasar Gede, Timlo Sastro sudah menjadi ikon sarapan khas Solo. Kuahnya bening, tapi kaya rasa dari kaldu ayam kampung. Kombinasi sosis solo, telur pindang, dan hati ampela menjadikannya hidangan yang kompleks namun tetap ringan. Banyak wisatawan lokal menjadikannya menu wajib setiap kali berkunjung ke kota ini.


6. Serabi Notosuman

Dibuat dari campuran santan dan tepung beras, serabi Notosuman terkenal karena dimasak di atas tungku tanah liat. Ada dua varian yang selalu laris: polos dan cokelat. Menurut penjualnya, resep ini tidak pernah berubah sejak 1923. Cita rasa gurihnya terasa menenangkan, seperti secarik masa lalu yang masih hidup di tengah modernitas.


7. Es Dawet Telasih Bu Dermi

Untuk menyegarkan siang hari, mampirlah ke Pasar Gede dan nikmati Es Dawet Telasih Bu Dermi. Campuran dawet hijau, tape ketan, biji telasih, dan santan ini sudah terkenal lebih dari setengah abad. Tekstur lembut dawet berpadu dengan aroma gula jawa cair yang kental, menciptakan sensasi yang unik dan otentik.


8. Warung Pecel Ndeso Tumpang Lestari

Berbeda dari pecel biasa, sambal tumpang di warung ini dibuat dari tempe semangit (tempe yang dibiarkan sedikit busuk) sehingga menghasilkan rasa gurih fermentasi yang khas. Ini contoh kuliner yang menunjukkan bagaimana masyarakat Solo mampu memanfaatkan bahan sederhana menjadi hidangan bernilai tinggi.


9. Soto Gading

Warung soto ini terkenal sebagai langganan presiden. Kuahnya bening tapi gurih, dengan suwiran ayam dan tambahan perkedel kecil. Setiap mangkuk mencerminkan kesederhanaan cita rasa Jawa yang tak pernah gagal memikat lidah.


10. Es Krim Tentrem

Didirikan pada 1950, Es Krim Tentrem membawa nuansa nostalgia kolonial. Produknya masih dibuat manual tanpa pengawet, menggunakan resep keluarga Belanda. Rasa favorit seperti cokelat dan rum raisin menjadi favorit wisatawan generasi ke generasi.


11–15. Tempat Lain yang Tak Kalah Legendaris

  1. Gudeg Cakar Bu Har – cita rasa manis pedas khas Solo.
  2. Wedangan Taman Sari – suasana klasik dengan pilihan jajanan malam.
  3. Lontong Balap Pasar Gede – kombinasi gurih dan segar.
  4. Sosis Solo Pak Yono – camilan khas dengan isian ayam suwir.
  5. Bakso Alex – bakso daging sapi yang lembut dan berkuah gurih.

Setiap tempat menyimpan kisah dan rasa yang mencerminkan karakter masyarakat Solo — hangat, tulus, dan penuh kelezatan.


FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apa yang membuat kuliner di Solo berbeda dari kota lain?
Ciri khasnya ada pada keseimbangan rasa gurih dan manis, serta penggunaan bumbu tradisional yang dimasak dengan teknik lama seperti tungku arang dan santan ganda.

2. Kapan waktu terbaik menikmati kuliner di Solo?
Pagi hingga malam selalu ada pilihan menarik. Untuk kuliner malam, coba wedangan dan tengkleng yang buka hingga larut.

3. Apakah kuliner Solo halal?
Sebagian besar kuliner di Solo adalah halal, terutama makanan tradisional. Namun, tetap pastikan label atau tanyakan langsung ke penjual.

4. Bagaimana cara menjelajahi kuliner di Solo secara efisien?
Gunakan kendaraan sewa atau transportasi online. Banyak tempat legendaris berjarak dekat di sekitar pusat kota seperti Pasar Gede dan Keprabon.

5. Apakah wisatawan bisa ikut kelas memasak makanan Solo?
Ya, beberapa komunitas kuliner lokal menyediakan kelas membuat nasi liwet dan selat Solo untuk wisatawan.

Catatan SEO dan Internal Link

Setiap penyebutan “kuliner di Solo” dalam artikel ini harus diarahkan dengan tautan internal ke artikel utama kategori kuliner di websitemu, seperti:


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama